Suatu hari berkunjung ke kampung seorang teman. Pemilik kebun di atas loteng dan atap.
Dulu kala, kampung-kampung ini mempunyai kebun, sawah, rumpun bambu, sungai yang mengalir, sumur yang jernih, pohon-pohon di pekarangan rumah untuk berayun dan lapangan bola. Serta syahdunya suara serangga malam dan kodok di musim hujan.
Sekarang, kampung-kampung ini menjadi sebuah dunia di balik tembok-tembok. Lantai semen yang tidak memberi kesempatan pada rumput untuk tumbuh. Sumur-sumur yang terjebit di antara dinding dan jalan gang. Raung suara motor. Anak-anak tak lagi bisa bermain gatrik dan sondah.
Anak-anak muda lebih suka di jalanan dengan motor, ABG mencari tempat berkumpul di mall-mall, dan anak-anak kecil menghabiskan waktu bermain di rental PS.
***
Caly, sang aktivis lingkungan menciptakan kebun dan taman ini untuk anak-anak dan kampungnya. Mengajak warga lain untuk menghiasi kehidupan dengan keindahan tanaman. Menjadikan kampung halaman yang pantas dirindukan....
***
* Photos by RD, kecuali paling atas by EBH, dan paling bawah dan kiri by Caly.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar