Buat saya Bandung akan selalu menjadi "lembur kuring" (kampung saya). Meski secara teori, Bandung sudah menjadi kota metropolitan karena jumlah penduduknya lebih dari 1 juta.
Jumat, 21 Mei 2010
Perjalanan Perempuan Klaten
Senangnya kalau mbok sate bakul datang di saat hujan gerimis sore hari. Pasti sedap menyantap daging ayam dan daging lemaknya yang gurih, dengan lontongnya yang enak.
Tapi yang membikin sedap adalah mendengar cerita si mbok sambil bekerja membakar sate dan menyiapkan hidangannya.
"Saya sudah lebih dari separuh umur berjualan sate begini...." katanya. Aku membayangkan perjalanan perempuan muda beranak satu dari Klaten ke Bandung lebih dari 30 tahun berbekal bakul sate. "Lumayan, sekarang sudah punya rumah yang kecil...."
Teringat pada Is, pengasuh anakku yang mengepak tasnya dari sebuah desa di atas gunung di Jawa Tengah untuk menjadi orang kota. Menjadi orang kota adalah punya sebuah rumah yang kecil -meski cuma kontrakan- untuk ditempati bersama suami dan anaknya kelak. Itu impian Is.
Hmmmm, sate yang wangi mengundang selera. Tersaji di atas piring beralas daun pisang. Mbok bakul sate menemani makan dengan cerita perjalanan hidupnya. Menjadi orang kota, meninggalkan jati dirinya sebagai orang kampung. Memberikan cucunya akta kelahiran Kota Bandung, rapor sekolah dan identitas yang tidak lagi udik, itulah yang disyukuri si mbok....
Si mbok membakar lagi sate. Saya bilang, "Lho, kenapa tambah lagi, mbok.... sudah cukup..." Si mbok bilang itu untuk oleh-oleh cucunya, si Bella, berumur 3 tahun. "Kenapa dibakar di sini, mbok?" tanya saya.
Si mbok bilang, mereka tinggal di sebuah pemukiman padat. Kalau membakar sate nanti anak-anak tetangga berdatangan. "Kan gak enak kalau tidak dikasih..." katanya.
"Bella apa namanya, mbok?" tanya saya. Si mbok terus bekerja seraya menjawab: "Mbuh, Bella apa... namanya panjang, empat kata...."
Mbok sate mulai berjualan jam 3 sore. Naik angkutan kota dari daerah Stasiun Bandung ke perumahan atau pemukiman-pemukiman yang jadi langganannya. Digilir setiap bulan. Si mbok pulang pada bada maghrib.
Anak perempuannya, ibu si Bella, bekerja sebagai pembantu rumah tangga di sebuah keluarga China. Pulang jam 5 sore. Suaminya bekerja di Pasar Baru.Si Bella dititip di tetangga sampai ibunya pulang kerja selama si mbok berjualan.
Semuanya bekerja. Demi memiliki sebuah rumah, kehidupan baru, menjadi orang kota dan meninggalkan segala keudikan yang sulit. Bagi masa depan cucu dan keturunannya.
Tukang Insinyur Payung
Kebun di Kampung Kang Caly
Suatu hari berkunjung ke kampung seorang teman. Pemilik kebun di atas loteng dan atap.
Dulu kala, kampung-kampung ini mempunyai kebun, sawah, rumpun bambu, sungai yang mengalir, sumur yang jernih, pohon-pohon di pekarangan rumah untuk berayun dan lapangan bola. Serta syahdunya suara serangga malam dan kodok di musim hujan.
Sekarang, kampung-kampung ini menjadi sebuah dunia di balik tembok-tembok. Lantai semen yang tidak memberi kesempatan pada rumput untuk tumbuh. Sumur-sumur yang terjebit di antara dinding dan jalan gang. Raung suara motor. Anak-anak tak lagi bisa bermain gatrik dan sondah.
Anak-anak muda lebih suka di jalanan dengan motor, ABG mencari tempat berkumpul di mall-mall, dan anak-anak kecil menghabiskan waktu bermain di rental PS.
***
Caly, sang aktivis lingkungan menciptakan kebun dan taman ini untuk anak-anak dan kampungnya. Mengajak warga lain untuk menghiasi kehidupan dengan keindahan tanaman. Menjadikan kampung halaman yang pantas dirindukan....
***
* Photos by RD, kecuali paling atas by EBH, dan paling bawah dan kiri by Caly.
Dulu kala, kampung-kampung ini mempunyai kebun, sawah, rumpun bambu, sungai yang mengalir, sumur yang jernih, pohon-pohon di pekarangan rumah untuk berayun dan lapangan bola. Serta syahdunya suara serangga malam dan kodok di musim hujan.
Sekarang, kampung-kampung ini menjadi sebuah dunia di balik tembok-tembok. Lantai semen yang tidak memberi kesempatan pada rumput untuk tumbuh. Sumur-sumur yang terjebit di antara dinding dan jalan gang. Raung suara motor. Anak-anak tak lagi bisa bermain gatrik dan sondah.
Anak-anak muda lebih suka di jalanan dengan motor, ABG mencari tempat berkumpul di mall-mall, dan anak-anak kecil menghabiskan waktu bermain di rental PS.
***
Caly, sang aktivis lingkungan menciptakan kebun dan taman ini untuk anak-anak dan kampungnya. Mengajak warga lain untuk menghiasi kehidupan dengan keindahan tanaman. Menjadikan kampung halaman yang pantas dirindukan....
***
* Photos by RD, kecuali paling atas by EBH, dan paling bawah dan kiri by Caly.
Langganan:
Postingan (Atom)